BATU BARA, XTRENS.com
Kabupaten Batu Bara kembali menegaskan identitas budayanya dengan melakukan perubahan warna cat pada beberapa desa menjadi kuning biru, warna khas budaya Melayu. Desa Simpang Dolok, Desa Pulau Sejuk, dan Desa Prupuk menjadi desa-desa perintis yang mengusung warna baru ini sebagai simbol kebanggaan atas warisan budaya Melayu yang masih kental menghiasi wilayah tersebut.
Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa Kabupaten Batu Bara adalah satu-satunya daerah di Sumatera Utara yang masih menjaga tradisi Melayu secara kuat.
Pemilihan warna kuning biru bukan tanpa makna. Warna kuning identik dengan kemuliaan dan kebesaran, sementara warna biru melambangkan ketenangan dan kesetiaan.
Kombinasi warna ini tidak hanya memberikan sentuhan estetika pada lingkungan desa, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan ikatan budaya di antara masyarakat Batu Bara.
Melalui perubahan ini, masyarakat diajak untuk lebih menghargai dan melestarikan akar budaya mereka yang unik.
Tokoh adat setempat, Datok Setia Wangsa II / Ok Khairul yang menjabat sebagai Ketua Yayasan Zuriat Diraja Negeri Batu Bara, memberikan apresiasi yang tinggi terhadap upaya pemerintah daerah dalam membangkitkan suasana Melayu.
Beliau menilai perubahan warna cat dan pemakaian pakaian adat oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan langkah awal yang sangat positif. Menurut Datok Setia Wangsa II, hal ini menjadi sinyal kuat bahwa budaya Melayu Batu Bara mulai hidup kembali dan memiliki harapan besar untuk bangkit seutuhnya.
Lebih jauh, Datok Setia Wangsa II berharap agar semangat budaya ini tidak berhenti pada simbol-simbol visual semata, melainkan menjadi sebuah gerakan berkelanjutan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat dan pemerintahan.
Datok Setia Wangsa II juga mengingatkan pentingnya kolaborasi yang terus berlanjut agar identitas Melayu di Kabupaten Batu Bara semakin terjaga dan berkembang sesuai dengan harapan masyarakat serta dapat menjadi kebanggaan daerah di level nasional.
Inisiatif perubahan warna cat desa serta dukungan dari tokoh adat dan pejabat pemerintah ini menjadi contoh sinergi yang baik dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya lokal.
Kabupaten Batu Bara kini tidak hanya dikenal sebagai kabupaten administratif, tetapi juga sebagai pusat kebudayaan Melayu yang kuat di Sumatera Utara.
Dengan langkah ini, harapan besar muncul agar kebudayaan Melayu Batu Bara dapat terus bersinar dan menjadi inspirasi bagi daerah lainnya.
(R Ramadhan)