XTRENS.com
Di bawah ini adalah beberapa gelar kebangsawanan dan gelaran penyebutan yang digunakan dalam adat tradisi Melayu Sumatera Timur.
A. Tuanku
- Tuanku bukanlah gelar bangsawan, tapi gelaran yang mulia digunakan apabila bercakap dengan Sultan.
- Tuanku dipakai sebagai kata ganti nama diri kedua bagi Sultan.
B. Tengku
- Tengku adalah gelar kebangsawanan Melayu yang otomatis melekat pada seorang laki-laki dan perempuan keturunan dari Sultan-Sultan dan para Raja-Raja di Kerajaan Melayu.
- Gelar Tengku ini hanya bisa didapat jika ayahnya juga bergelar Tengku.
B1. Merah
- Gelar ‘Merah’ atau 'Morah' adalah gelar kebangsawanan Aceh yang telah ada sebelum pengaruh Islam.
- Contoh penggunaan gelar ini adalah Marah Silu, pendiri kerajaan di Samudera yang disebut Pasai.
B2. Raja
- Gelar ‘Raja’ berasal dari kata rājan (bahasa Sanskerta), juga popular di banyak tempat di Sumatera Timur.
- Gelar kebangsawanan yang disandang lelaki ataupun wanita ini, bisa ditemukan di daerah Melayu, seperti Panai, Kualuh, Bilah, Kota Pinang, dan lainnya.
C. Datuk
- “Datuk” jika disamakan dengan bahasa Sansekerta yaitu datu yang tersusun dari kata da atau ra berarti yang mulia dan to artinya orang; sehingga berarti Orang Yang Dimuliakan.
- Gelar ini diperuntukkan bagi lelaki pembesar sebagai kedudukan di bawah Tengku, atau pembesar di luar zuriat Tengku.
D. Orang Kaya (OK)
- “Orang Kaya" dibaca Orangkaye atau Orangkayo sering disingkat OK, merupakan sebutan bagi anak lelaki turunan Datuk yang tidak menjabat Datuk.
- Sebutan ini juga pernah diperuntukkan bagi seseorang yang berpengaruh, baik secara materi maupun marwah.
E. Wan
- “Wan” adalah gelar kebangsawanan sebagai tanda penghormatan kepada pria dan wanita.
- Seorang yang ber-ibu-kan Tengku namun ber-ayah-kan bergelar di bawah itu namun tetap berresam Melayu, juga boleh menyandang gelaran ini.
F. Aja
- “Aja” adalah gelar kebangsawanan terbatas dipergunakan, semisal di wilayah Sunggal.
- Ia diperuntukkan untuk turunan Datuk dan boleh disandang bagi pria dan wanita.
G. Datuk Muda (DTM)
- Ini adalah sebutan terbatas di Tanjungbalai serta Asahan lainnya untuk golongan pembesar rendah di istana.
H. Megat
- Adalah gelar bagi anak turunan dari wanita tergolong bangsawan yang menikah dengan orang di luar itu.
- Ada juga Megat sebagai gelar bangsawan diberikan dari golongan kesatria tertentu.
I. Incik
- “Incik” atau disingkat “Cik” adalah sebutan hormat bagi orang bukan bangsawan baik laki-laki maupun perempuan yang berkiprah di lingkungan kebangsawanan.
- Istilah ini juga sering diperuntukkan bagi perempuan pacal (kebanyakan) yang menikah dengan golongan bangsawan.
J. Tuan
- "Tuan" adalah sebutan bukan gelar bangsawan, kepada orang yang tidak memiliki gelar kebangsawanan, namun ahli dan khusuk di bidangnya.
- Misalnya Tuan Guru, Tuan Haji dll.
Para ahli budaya menegaskan bahwa gelar-gelar ini bukan sekadar simbol status, melainkan penjaga tradisi, struktur sosial, dan identitas budaya yang kuat di masyarakat Melayu Sumatera Timur.
Gelar kebangsawanan dan gelaran penyebutan tetap digunakan dan dihormati hingga kini sebagai bagian penting dalam menjaga kelestarian adat dan penghormatan terhadap leluhur.
Kehadiran sistem gelar ini mencerminkan cara masyarakat Melayu mengorganisasi diri mereka, memperkuat jaringan sosial dan kekerabatan, sekaligus mempertahankan warisan budaya yang luhur dalam menghadapi dinamika zaman.
(R Ramadhan)