TANGSEL, XTRENS.com
Di tengah gemerlap ibu kota, sebuah jalan desa di Ciputat Timur menjadi saksi bisu semangat nasionalisme yang hidup di tengah warga, RW 10 Cirendeu menggelar peringatan 80 tahun kemerdekaan Indonesia dengan melibatkan sekitar 150 warga dari berbagai usia, Minggu (17/08).
Mulai dari kakek yang pernah mengangkat bambu runcing, ibu-ibu yang menyiapkan nasi tumpeng, hingga anak-anak yang pertama kali mengenakan sepatu untuk mengikuti upacara, semuanya bersatu merayakan hari bersejarah ini di Jalan Masjid Darussa’adah.
Barisan warga membentuk barisan rapi dan mengubah aspal jalan menjadi "karpet merah-putih" yang melambangkan semangat persatuan.
Naufal Syarif Hasyimi, Ketua Pelaksana acara sekaligus pemuda dari OKP Batas Kota, tidak hanya mengibarkan bendera, tetapi juga meneruskan napak tilas para pendahulu yang telah menanamkan darah patriotisme di tanah Cirendeu. Lantunan lagu Indonesia Raya berkumandang, menyatukan degup jantung warga yang ingin kemerdekaan tidak hanya menjadi cerita di buku sejarah.
Bapak Ferdy Ruliandi, Penasihat Kepemudaan, menegaskan bahwa 80 tahun merdeka bukan sekadar angka.
Ferdy menyatakan bahwa selama api gotong royong masih menyala di lingkungan RT dan RW, Indonesia akan tetap kokoh dan tak pernah jatuh. Pernyataan ini menjadi semangat yang membakar jiwa warga untuk terus memelihara rasa persatuan dan kesatuan.
Ketua RW 10, Bapak Suyanto, turut menyampaikan bahwa upacara kemerdekaan bukan hanya sebatas ritual tahunan. Menurutnya, acara ini merupakan sekolah nyata di mana nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika ditanamkan kepada generasi penerus.
Melihat anak-anak yang antusias mengibarkan bendera, beliau yakin bahwa semangat cinta tanah air akan terus diwariskan dan tumbuh di hati para pemuda dan pemudi.
Peringatan 80 tahun kemerdekaan di RW 10 Cirendeu ini menjadi bukti nyata bahwa semangat patriotisme dan nasionalisme tumbuh subur di tengah masyarakat.
Dari jalan desa yang sederhana, warga dengan penuh kesungguhan menghidupkan kembali makna kemerdekaan, membuktikan bahwa cinta tanah air bisa hadir dari mana saja, bahkan di lingkungan terdekat kita.
(R Ramadhan)